Rabu, 21 Maret 2012

BAB 3 : KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN

3.1. Pendekatan Kesusastraan

Pengertian Sastra dan Seni

Sastra berasal dari kata castra berarti tulisan. Dari makna asalnya dulu, sastra meliputi segala bentuk dan macam tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan, kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya.
         Sastra dalam arti khusus yang kita gunakan dalam konteks kebudayaan, adalah ekspresi gagasan dan perasaan manusia. Jadi, pengertian sastra sebagai hasil budaya dapat diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikirannya.
       Sastra dan Seni adalah anugerah dari Tuhan kepada “semua” manusia dan keindahan bagi manusia yang bisa menyajikan anugerah Tuhan itu dengan luar biasa. Seperti The Beattles dengan musiknya yang bisa membuat badan goyang – goyang tanpa disadari. Leonardo Da Vinci dengan karya Monalisanya (perspektif berbeda dari dua sisi). Atau Fidias sang pemahat patung Zeus di Olympia dan banyak lagi contoh karya seni yang indah lainnya. Cristo Redento (Rio de Janeiro), Taman Gantung (Babylonia), Borobudur (Yogyakarta), Stonhenge (Skotland), Eiffel Tower (Paris). Semua itu adalah Seni dan banyak menjadi kunjungan wisata bagi para wisatawan, tentunya menunjukan kebudayaan bangsa seperti yang ditunjukan oleh yunani dan Babylonia.

Peranan sastra :

Sastra mempunyai peranan yang lebih penting, yaitu mempergunakan bahasa yang memiliki kemampuan untuk menampung hampir semua pernyataa kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan  manusia dalam mempergunakan bahasa.

Hubungan sastra dan seni dengan ilmu budaya dasar :

      Masalah sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi – materi yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni.Budaya Indonesia sanagat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya.
     Latar belakang IBD dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan masalah sebagai berikut :
1. Kenyataan bahwa bangsa indonesia berdiri atas suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yg tercemin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yg biasanya tidak lepas dari ikatan2 primordial, kesukaan, dan kedaerahan.
2. Proses pembangunan yg sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya.
3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan mausia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakannya.

3.2 Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Prosa

Pengertian prosa :

    Dalam tradisi sastra Melayu lama, Prosa adalah seluruh hasil karya cerita lisan dan bukan lisan yang panjang, baik yang berbentuk cerita maupun bukan cerita dengan bahasa Melayu sebagai medium. Tradisi lisan muncul tiga jenis genre prosa yang sangat popular yaitu : mitos, legenda dan dongeng. Sedangkan dari tradisi lisan yaitu : cerita (narasi) dan bukan cerita.

Jenis-jenis prosa :

1. Prosa Lama
        Berkembang pada kisaran sebelum 1900-an. Dibedakan pada jenis fokslore (cerita rakyat), hikayat, tambo, epos, cerita berbingkai dan kitab – kitab.
Prosa lama biasanya memilki ciri – ciri :
· Cerita seputar istana atau istana sentries
· Menggambarkan tradisi masyarakat yang lebih menonjolkan kekolektifan oleh karena itu dianggap milik bersama
· Anonim
· Disampaikan secara lisan

Meliputi :
1. Dongeng-dongeng
2. Hikayat
3. Sejarah
4. Epos
5. Cerita pelipur lara

2. Prosa Baru
        Adalah karya yang banyak dipengaruhi oleh budaya bangsa barat dan mulai masuk di Indonesia setelah dunia pers berkembang di Indonesia.
Meliputi :
1. Cerita pendek
2. Roman / novel
3. Biografi
4. Kisah
5. Otobiografi

Lima komponen dalam prosa lama :

Pantun : bentuk puisi yang terdiri atas 4 baris yang bersajak bersilih dua-dua (ab-ab).
Gurindam : puisi Melayu lama yang terdiri dari dua larik (baris), mempunyai irama akhir yang sama dan merupakan satu kesatuan yang utuh.
Mantera : merupakan salah satu genra puisi Melayu tradisional yang diwarisi sejak zaman primitif, prasejarah dan animisme.
Talibun : sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris).
Sage : cerita lama yang berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang.

Lima komponen dalam prosa Baru :

Novel : sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal dari bahasa italia novella yang berarti “sebuah kisah, sepotong berita”.
Biografi : kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang. Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekedar daftar tanggal lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang, biografi juga bercerita tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian tersebut.
Cerpen : cerita yang berbentuk naratif. Jadi cerpen bukan argumentasi atau analisa atau deskripsi.
Drama : salah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari bahasa yunani yang berarti “aksi”, “perbuatan”.
Soneta : salah satu bentuk sastra baru yang berasal dari Italia. Soneta masuk kedalam sastra Indonesia baru.

3.3. Nilai-nilai Dalam Prosa Fiksi

Pengertian prosa fiksi :

       Prosa yang bisa menegembangkan imajinasi manusia yang menyaksikan pertunjukan atau dari bacaan (novel). Biasanya prosa fiksi dikemas dalam entuk buku dan tampilan panggung (drama) atau bahkan sekarang sudah beranjak ke layar lebar, seperti misalnya Lord of The Rings, Transformer, G.I.Joe, Harry Potter, Iron Man, Surrogates dan masih banyak lagi film yang berawal dari cerita berupa novel lalu kemudian diangkat ke layar lebar. Menonton dan membaca prosa fiksi memang sangat menyenangkan karena kita dibawa untuk berimajinasi dengan tingkat tinggi dan membuat cerita serasa tidak bosan untuk disaksikan.

Nilai-Nilai dalam Prosa Fiksi
  • Prosa fiksi memberikan kesenangan.
Keistimewaannya pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalami sendiri peristiwa tersebut
  • Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sedikit informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi.
  • Prosa fiksi memberikan warisan cultural
Prosa fiksi dapat menstimulasi imaginasi dan warisan budaya bangsa.
  • Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi sesorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman dengan banyak individu.
Berkenaan dengan moral, karya sastra dapat dibagi menjadi 2 :
  • Karya sastra yang menyuarakan aspirasi zamannya mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang dikehendaki zamannya.
  • Karya sastra yang menyuarakan gejolak zamannya, tidak mengajak pembaca melakukan sesuatu tetapi untuk merenung.
Dua karya sastra :

1. Mahabarata dan Ramayana yang menceritakan kepahlawanan orang-orang pandawa yang dengan gagah berani mempertahankan kebenaran karena rasa tanggung jawab terhadap negara. Ramayana juga mengungkapkan rasa cinta kasih Rama dan Sinta yang harus dibayar mahal ketika Sinta diculik Rahwana. Pengorbanan yang diberikan Rama beserta bala tentaranya dalam merebut kembali Sinta.
2. Hikayat Hang Tuah yang menggambarkan betapa gagah dan berani dalam menghadapi segala rintangan untuk mempertahankan negara yang dapat dihubungkan dengan manusia dan tanggung jawab.

Satu contoh prosa :
Lebih baik bagiku
untuk menjadi seorang pemimpi
yang menebar impian-impian yang harus diburunya
sekalipun berada di antara orang-orang terhina
daripada menjadi seorang pemimpin
di antara orang-orang yang tak lagi
memiliki
impian dan ambisi

Kebenaran dan keindahan adalah 
dua jenis tahta
bagi harta kehidupan.
Kutemukan tahta yang pertama di relung 
hati sang pencinta.
Sementara tahta kedua
berada di dalam genggaman tangan
sang pekerja.

(dikutip dari Cintai Wanita dari Hatinya ... karya Kahlil Gibran; penerbit Buku Biru Jogjakarta, 2010)

(sumber prosa : http://prosalirik.blogspot.com/2011/06/contoh-prosa-lirik-dari-kahlil-gibran.html)

3.4. Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Puisi

Pengertian Puisi :

        Puisi termasuk seni sastra, sedangkan satra bagian dari kesenian, dan kesenian adalah cabang unsur kebudayaan. Kalau diberi batasan, puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang asrtistik, estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.

Kreativitas penyair dalam membangun puisinya :

1. Figura bahasa (figurative language) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehinggga puisi menjadi segar, hidup menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.
2. Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3. Kata-kata yang berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4. Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5. Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan sehingga lebih menggugah hati.

Alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi dalam IBD :

1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
2. Puisi dan keinsyafan / kesadaran individual.
3. Puisi san keinsyafan sosial.

Satu contoh puisi :
PENERIMAAN
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati
Aku masih tetap sendiri
Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi
Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani
Kalau kau mau kuterima kembali
Untukku sendiri tapi
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.

Maret 1943
Chairil Anwar

Ref :
Nugroho Widyo, Muchji Achmad. Ilmu Budaya Dasar; Gunadarma. Juni, 1996

Tidak ada komentar:

Posting Komentar