Rabu, 02 November 2011

Pentingnya Sosialisasi Vote Komodo

SETELAH beberapa waktu lalu Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan RI sempat menarik keikutsertaan binatang purba Komodo dalam kontes New 7 Wonders of the Nature  atau Tujuh Keajaiban Dunia yang Baru, kini kampanye mempromosikan binatang Komodo menjadi peserta kontes tersebut kembali digencarkan oleh Panitia Penggalangan Pemenangan Komodo bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan.

Hal ini ditandai penunjukan Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla, menjadi Duta Pulau Komodo oleh Panitia Penggalangan Pemenangan Komodo pada Jumat (30/9/2011) di Jakarta.


Mantan Wakil Presiden RI itu menerima kepercayaan tersebut dengan senang hati. Buktinya, Selasa (4/10/2011), empat hari setelah didaulat menjadi Duta Pulau Komodo, politisi Partai Golkar itu mengunjungi Pulau Komodo. Selain Jusuf Kalla, sejumlah selebriti nasional juga dipercayakan panitia dan Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan untuk mengkampanyekan komodo di luar negeri.
Sementara itu pemerintah di daerah ini terkesan diam saja untuk mempromosikan  keikutsertaan komodo  dalam konteks dunia tersebut.

Agar komodo bisa menang dari 28 finalis di seluruh dunia, panitia harus mengumpulkan 100 juta dukungan masyarakat melalui short message service (SMS) atau layanan pesanan singkat via telepon selular (ponsel). Jumlah 100 juta dukungan SMS ini merupakan salah satu penilaian pemenang.


Jusuf Kalla optimistis komodo bisa menang jika 140 juta orang pengguna telepon selular di Indonesia mengirimkan SMS dukungannya. Namun harapan ini agaknya tidak bisa tercapai karena sisa waktu untuk pengumpulan dukungan tinggal sebulan lebih, sementara masyarakat tidak terlalu paham atau kurang mengerti bagaimana cara dan mekanisme pengirimannya.


Kekurangtahuan masyarakat untuk mengirim SMS dukungan terhadap binatang purba Komodo karena selama ini, baik panitia Penggalangan Pemenangan Komodo maupun instansi teknis yang berurusan dengan sektor pariwisata, seperti Kementerian Pariwisata dan Kebudayan, serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi NTT  kurang  mensosialisasikan kepada masyarakat tentang cara dan mekanisme pengiriman SMS dukungan untuk binatang komodo dalam kontes Tujuh Keajaiban Dunia yang Baru.


Bahkan, Pemerintah Provinsi NTT dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan NTT selama ini kurang menginformasikan (kampanye) kepada masyarakat di daerah ini tentang keikutsertaan binatang komodo dalam konteks tingkat dunia tersebut. Pemerintah daerah terkesan bukan menjadi urusannya untuk mengampanyekan komodo. Kesan ini terlihat jelas dari sikap diam pemerintah daerah dalam urusan promosi Komodo dalam konteks internasional itu.


Sosialisasi tentang cara atau mekanisme pengiriman SMS sangat penting bagi masyarakat untuk mendukung vote komodo. Masih ada waktu sebulan lebih bagi panitia untuk mengumpulkan dukungan masyarakat di seluruh pelosok Tanah Air, termasuk masyarakat di NTT, tempat di mana satwa langka itu berada.


Kita berharap peran Jusuf Kalla mempromosikan komodo bisa mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik ke Pulau Komodo, dan tentunya daerah lain di  NTT.  



Sumber : BPost Online
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar